Buah Kacang es krim ini sedang dipromosikan  sebagai “tanaman masa depan” untuk menghadapi hal-hal seperti perubahan iklim dan paceklik pangan. Kacang Es Krim dari Bedugul

“Ini buah salju”, kata penjual buah dan sayur di sebuah Pasar petani di Sanur, Bali. Saya penasaran melihat penampakan buah itu. Saat bertanya, itulah jawabannya, “Ini buah salju dari Bedugul”. Inilah penampilan buah salju.

Kacang polong rasa es krim Vanila

Kacang polong rasa es krim Vanila

Lalu saya tanya, isinya seperti apa? Maka dibukalah satu yang kecil. Dan daging buahnya putih mirip salju,  mirip juga dengan durian, tanpa aromanya. Rasanya manis.

Isi kacang es krim. Lembut seperti salju.

Isi kacang es krim. Lembut seperti salju.

Biji berwarna hitam, bentuk seperti kacang polong.

biji-buah-eskrim

 

Maka kemudian saya bertanya ke Paman Google. Saat mengetik “buah salju” informasi yang muncul tidak sesuai dengan penampilan buah es krim.  Beberapa hari kemudian, saya bertemu dengan seorang pelanggan toko yang juga berkecimpung dalam pertanian. Dalam perbincangan itulah muncul topik tentang buah salju yang misterius ini. Dia mengatakan bahwa tanamannya berasal dari luar Indonesia. Tapi tidak tahu persis darimana dan ada di Bedugul bagian mana.

Walaupun masih penasaran, saya sudah agak melupakan buah salju ini. Hingga beberapa hari lalu saya mengunjungi kelompok petani sayur organik di desa Krama, Pancasari, Buleleng, yang merupakan bagian dari kawasan Bedugul di bagian Utara Bali. Di kebun sayur saya melihat sebatang pohon dengan daun yang lebat dan ada buah polong yang nampak dibiarkan tua dan kering di pohon. Saat saya bertanya itu pohon apa, maka jawabannya adalah “buah krim”. Orang juga menyebutnya sebagai buah es krim, karena rasanya seperti es krim vanilla, katanya. Lalu dia mengambilkan segerombol buahnya. Wah ternyata itu buah salju yang pernah saya coba. Ini dia pohonnya.

Pohon es krim (Inga Feuillei)

Pohon es krim (Inga Feuillei)

Maka saya kembali ke Paman Google, kali ini dengan kata-kata “buah es krim” maka muncul tulisan beberapa tulisan tentang pohon dan buah tersebut. Diantaranya adalah Wikipedia, ketik saja “ice cream bean”. Kemudian ada tulisan di www.merdeka.com (judul: Unik, buah polong ini miliki rasa selezat es krim vanilla. Penulis Tantri Setyorini. Kamis, 6 Agustus 2015). Saya mensarikan informasi dari kedua web itu.

related :   Bali: Membangun Tanpa Sampah?

Nama ilmiah buah es krim ini keren lho, yaitu Inga feuillei. Tapi lebih dikenal dengan nama keren lain yaitu Pacay. Ice cream bean atau polong es krim adalah pohon dari suku Fabaceae, jenis polong-polongan. Konon asalnya dari lembah Andes di Amerika Selatan. Pohon pacay masih satu keluarga dengan akasia, petai, dan lamtoro. Biasanya ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh. Pohonnya bisa tumbuh hingga mencapai 60 kaki. Sementara panjang polongnya bisa mencapai 1 meter. Bagaimana pohon ini bisa sampai di Bedugul, belum bisa saya lacak.

Daging buah ini sering dikonsumsi oleh masyarakat tempat asalnya. Di Mexico, misalnya, para buruh perkebunan kopi bisa mendapatkan gaji tambahan dengan menjual polong es krim ini, yang pohonnya digunakan sebagai naungan kopi. Di Amerika tengah, bijinya dimasak dan dimakayan sebagai sayur. Di Kosta Rika, buahnya dikaitkan dengan peruntungan yang baik.

Buah ini sedang dipromosikan  sebagai “tanaman masa depan” untuk menghadapi hal-hal seperti perubahan iklim dan paceklik pangan.

Sepertinya alam menyediakan banyak sumberdaya seperti polong es krim ini. Bagi saya, berjumpa dengan tanaman hebat ini adalah sebuah “keajaiban”. Mari makan es krim dulu, langsung dari pohonnya.